Judul: Dinamika Politik Terkini di Jawa Timur: Antara Stabilitas Pemerintahan dan Gelombang Protes
Detikkabar.com - Jawa Timur (Jatim) memasuki tahun 2025 dengan berbagai dinamika politik yang mencerminkan semangat demokrasi dan tantangan dalam menjaga stabilitas pemerintahan. Gubernur Khofifah Indar Parawansa, yang kembali menjabat untuk periode kedua, menghadapi berbagai isu strategis, mulai dari implementasi program nasional hingga respons terhadap gelombang protes yang mencuat di berbagai daerah.
![]() |
Stabilitas Pemerintahan dan Gelombang Protes |
Pelantikan Kepala Daerah dan Konsolidasi Pemerintahan
Pada 20 Februari 2025, sebanyak 37 pasangan kepala daerah di
Jawa Timur dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto. Pelantikan ini merupakan
hasil dari Pilkada Serentak 2024 dan menandai awal konsolidasi pemerintahan di
tingkat daerah. Namun, dua wilayah, yaitu Magetan dan Pamekasan, belum
melaksanakan pelantikan karena masih menunggu putusan sengketa pemilu.
Program Unggulan dan Visi Pembangunan
Gubernur Khofifah menyatakan kesiapan Jawa Timur dalam
menjalankan tiga program unggulan Presiden Prabowo, yang mencakup ketahanan
pangan, penguatan sektor pertahanan, dan pembangunan infrastruktur. Selain itu,
Khofifah juga memaparkan visi pembangunan Jatim 2025–2030 dengan fokus pada
sepuluh program "quick win" yang ditargetkan selesai dalam tiga bulan
pertama masa jabatan. Program-program ini bertujuan untuk menjadikan Jawa Timur
sebagai pusat gravitasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Stabilitas Ekonomi dan Pengendalian Inflasi
Pemprov Jatim berhasil mencatatkan inflasi terendah se-Pulau
Jawa pada April 2025, yaitu sebesar 0,98 persen, di bawah rata-rata nasional.
Keberhasilan ini diklaim sebagai hasil dari upaya pemerintah dalam mengontrol
harga kebutuhan pokok selama periode Lebaran, termasuk peningkatan produksi dan
distribusi barang serta pengawasan harga di pasar.
Gelombang Protes dan Aspirasi Masyarakat
Meskipun pemerintah berupaya menjaga stabilitas, gelombang
protes muncul di berbagai daerah di Jawa Timur. Di Malang, ribuan mahasiswa dan
aktivis menggelar demonstrasi pada 18 Februari dan 23 Maret 2025, menolak
efisiensi anggaran yang dianggap merugikan rakyat serta revisi Undang-Undang
TNI. Aksi ini sempat berujung pada kericuhan dan bentrokan dengan aparat
keamanan.
Di Surabaya, demonstrasi serupa terjadi pada 21 Februari dan
24 Maret 2025, dengan massa menuntut pembatalan revisi UU TNI dan menolak
kebijakan efisiensi anggaran. Aksi ini juga diwarnai dengan pembakaran ban dan
bentrokan dengan aparat, yang mengakibatkan beberapa orang terluka dan
ditangkap.
![]() |
Stabilitas Pemerintahan dan Gelombang Protes |
Tantangan dan Harapan ke Depan
Dinamika politik di Jawa Timur mencerminkan tantangan dalam
menjaga keseimbangan antara stabilitas pemerintahan dan aspirasi masyarakat.
Pemerintah daerah diharapkan dapat lebih responsif terhadap tuntutan
masyarakat, terutama dalam hal transparansi dan partisipasi publik dalam
pembuatan kebijakan.
Dengan berbagai program pembangunan yang telah dicanangkan,
keberhasilan Jawa Timur dalam mencapai tujuan tersebut sangat bergantung pada
kemampuan pemerintah untuk merangkul semua elemen masyarakat dan menjaga
komunikasi yang efektif. Harapan ke depan adalah terciptanya pemerintahan yang
inklusif, transparan, dan mampu menjawab tantangan zaman.
Kesimpulan
Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi Jawa Timur dalam
menata ulang arah pembangunan dan memperkuat demokrasi. Dengan kepemimpinan
yang adaptif dan partisipasi aktif masyarakat, Jawa Timur berpeluang besar
untuk menjadi contoh provinsi yang maju dan berkelanjutan di Indonesia.