Sound Horeg: Antara Ekspresi Budaya, Hiburan, dan Dampak Sosial Masyarakat

edukasi penggunaan Horeg





Detikabar.com Fenomena sound horeg semakin sering ditemui dalam berbagai acara masyarakat, mulai dari hajatan, karnaval, hingga perayaan komunitas lokal. Di satu sisi, sound horeg dipandang sebagai bentuk ekspresi budaya dan hiburan yang merepresentasikan kreativitas anak muda. Namun di sisi lain, penggunaan suara berintensitas tinggi juga memicu perdebatan serius terkait kenyamanan, kesehatan, dan ketertiban sosial.

Perdebatan tentang sound horeg tidak lagi bersifat sederhana. Topik ini telah masuk ke ranah akademik, kesehatan masyarakat, hingga etika sosial. Banyak orang bertanya, apakah sound horeg murni bagian dari budaya modern, atau justru praktik hiburan yang perlu dibatasi secara bijak? Untuk menjawabnya, pembahasan perlu dilakukan secara utuh dan berimbang.

Artikel ini membahas fenomena sound horeg dari berbagai sudut pandang, mulai dari latar belakang budaya, dampak kesehatan, perspektif sosial, hingga pentingnya edukasi dan regulasi agar praktik hiburan ini tetap berjalan tanpa menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat luas.

Fenomena Sound Horeg dalam Budaya Hiburan Modern

Sound horeg dikenal sebagai penggunaan sistem audio berdaya tinggi dengan volume ekstrem, biasanya dipadukan dengan musik elektronik atau remix. Dalam banyak komunitas, praktik ini dianggap sebagai simbol kemeriahan dan daya tarik utama sebuah acara. Kehadiran sound horeg bahkan sering menjadi tolok ukur “ramainya” sebuah perayaan.

Bagi sebagian pelaku dan penikmatnya, sound horeg merupakan bentuk kebebasan berekspresi sekaligus identitas budaya baru. Mereka melihatnya sebagai perkembangan alami dari teknologi audio yang dimanfaatkan untuk hiburan publik. Pandangan ini menjelaskan mengapa sound horeg begitu cepat menyebar dan diterima di berbagai daerah.

Namun, penerimaan budaya tidak selalu berjalan seiring dengan penerimaan sosial secara menyeluruh. Ketika hiburan bersinggungan langsung dengan ruang publik, maka dampaknya tidak hanya dirasakan oleh penikmatnya, tetapi juga oleh masyarakat sekitar yang tidak terlibat langsung dalam acara tersebut.

Dampak Sosial dan Ketertiban Lingkungan

Salah satu kritik utama terhadap sound horeg berkaitan dengan gangguan kenyamanan publik. Volume suara yang sangat tinggi dalam durasi panjang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari warga, terutama di lingkungan permukiman padat. Anak-anak, lansia, dan orang yang bekerja dengan jam istirahat tertentu sering menjadi kelompok yang paling terdampak.

Dalam konteks sosial, hiburan yang menimbulkan gangguan berulang berpotensi memicu konflik horizontal. Keluhan warga, teguran aparat, hingga gesekan antar kelompok kerap muncul akibat perbedaan persepsi tentang batas kewajaran hiburan. Kondisi ini menunjukkan bahwa sound horeg bukan sekadar urusan selera musik, tetapi juga menyangkut harmoni sosial.

Oleh karena itu, pembahasan sound horeg perlu melampaui narasi “suka atau tidak suka”. Yang lebih penting adalah bagaimana praktik ini dikelola agar tidak merugikan hak masyarakat lain atas ketenangan dan kenyamanan lingkungan.

Perspektif Kesehatan: Kebisingan sebagai Risiko Nyata

Dari sudut pandang kesehatan masyarakat, kebisingan berintensitas tinggi bukan isu sepele. Sejumlah kajian medis menunjukkan bahwa paparan suara keras dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko gangguan pendengaran, stres, gangguan tidur, dan penurunan kualitas hidup.

Sound horeg yang menggunakan perangkat audio berdaya besar berpotensi melampaui ambang batas kebisingan yang direkomendasikan untuk lingkungan permukiman. Jika kondisi ini terjadi secara berulang, maka dampaknya bersifat kumulatif dan tidak langsung terasa dalam waktu singkat.

Kesadaran akan aspek kesehatan ini masih relatif rendah di kalangan pelaku hiburan. Banyak yang menganggap dampak kebisingan sebagai hal biasa atau sementara. Padahal, dalam jangka panjang, risiko kesehatan justru menjadi beban sosial yang lebih besar.

Tinjauan Etika dan Nilai Sosial

Selain aspek kesehatan, sound horeg juga menimbulkan pertanyaan etis. Dalam nilai sosial dan keagamaan, sebuah bentuk hiburan idealnya tidak menimbulkan mudarat bagi orang lain. Prinsip ini menekankan keseimbangan antara hak berekspresi dan tanggung jawab sosial.

Pendekatan etis membantu melihat sound horeg secara lebih objektif. Bukan untuk melarang secara mutlak, melainkan untuk menempatkan hiburan dalam kerangka kepentingan bersama. Dengan demikian, ekspresi budaya tetap berjalan, tetapi tidak mengorbankan nilai ketertiban dan kesejahteraan sosial.

Pendekatan ini pula yang banyak disoroti oleh kalangan akademisi, yang menilai bahwa konflik seputar sound horeg sering muncul akibat ketiadaan batas dan kesepakatan bersama.

Pentingnya Edukasi dalam Penggunaan Sound Horeg

Salah satu solusi yang paling realistis untuk mengurangi polemik adalah melalui edukasi. Edukasi tidak hanya ditujukan kepada masyarakat yang terdampak, tetapi terutama kepada pelaku dan penyelenggara hiburan. Pemahaman tentang batas volume, durasi penggunaan, dan waktu pelaksanaan sangat krusial.

Program edukasi penggunaan Horeg menjadi langkah penting untuk membangun kesadaran kolektif. Edukasi semacam ini membantu pelaku hiburan memahami bahwa kualitas acara tidak selalu ditentukan oleh seberapa keras suara yang dihasilkan, melainkan oleh bagaimana acara tersebut diterima secara positif oleh lingkungan sekitar.

Dengan pendekatan edukatif, konflik dapat dicegah sebelum terjadi. Masyarakat juga cenderung lebih menerima praktik hiburan ketika melihat adanya itikad baik dan tanggung jawab sosial dari penyelenggara acara.

Peran Regulasi dan Kebijakan Lokal

Selain edukasi, regulasi berperan penting dalam menciptakan keseimbangan. Aturan mengenai ambang batas kebisingan, jam operasional, dan izin acara perlu disosialisasikan secara jelas dan konsisten. Regulasi yang berbasis kajian ilmiah dan kondisi sosial lokal akan lebih mudah diterima oleh masyarakat.

Pemerintah daerah memiliki peran strategis sebagai mediator antara pelaku hiburan dan warga. Pendekatan persuasif yang disertai edukasi biasanya lebih efektif dibandingkan penindakan semata. Ketika aturan dipahami sebagai upaya melindungi kepentingan bersama, kepatuhan pun cenderung meningkat.

Kolaborasi antara aparat, tokoh masyarakat, dan komunitas hiburan menjadi kunci keberhasilan pengelolaan fenomena sound horeg di tingkat lokal.

Sound Horeg dan Arah Budaya ke Depan

Sound horeg mencerminkan dinamika budaya yang terus berkembang seiring kemajuan teknologi. Menolaknya secara total bukanlah solusi bijak, sebagaimana membiarkannya tanpa batas juga berpotensi menimbulkan masalah baru. Tantangannya terletak pada bagaimana menempatkan praktik ini dalam kerangka budaya yang bertanggung jawab.

Dengan pendekatan edukasi, regulasi, dan dialog terbuka, sound horeg dapat tetap menjadi bagian dari hiburan masyarakat tanpa menimbulkan dampak negatif yang berlebihan. Budaya akan terus berkembang, tetapi nilai-nilai sosial dan kesehatan publik tetap harus menjadi pijakan utama.

Fenomena ini pada akhirnya menjadi cermin kedewasaan sosial: sejauh mana masyarakat mampu mengelola kebebasan berekspresi tanpa mengorbankan hak dan kesejahteraan bersama.

Share

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel