Fenomena Sound Horeg di Jalanan: Antara Hiburan, Risiko, dan Regulasi

overloading truk Horeg
overloading truk Horeg

Detikabar.com - Fenomena sound horeg di jalanan belakangan ini semakin sering menjadi sorotan publik. Truk-truk yang dimodifikasi dengan sound system raksasa, lampu warna-warni, dan desain panggung berjalan memang menghadirkan tontonan unik bagi masyarakat. Namun, di balik hiburan yang ditawarkan, ada masalah serius terkait keselamatan, hukum, hingga dampak sosial yang tidak bisa diabaikan.

Banyak pengamat menilai bahwa fenomena ini muncul karena kombinasi faktor budaya, ekonomi, hingga kurangnya penegakan aturan. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai akar masalah, pandangan resmi dari lembaga terkait, serta potensi bahaya yang ditimbulkan dari maraknya sound horeg di jalan raya.

Dengan mengulik berbagai perspektif, pembaca bisa mendapatkan gambaran utuh tentang mengapa fenomena ini tidak bisa hanya dilihat sebagai hiburan semata, melainkan juga sebagai masalah keselamatan transportasi dan sosial.

Asal-Usul Popularitas Sound Horeg di Jalanan

Sound horeg mulai populer di kalangan sopir truk sebagai bentuk hiburan ketika melakukan perjalanan jauh. Dengan memasang sound system berdaya tinggi, musik bisa mengiringi aktivitas mereka di jalan, sekaligus menarik perhatian warga sekitar.

Fenomena ini kemudian berkembang menjadi semacam tontonan gratis di berbagai daerah, terutama di jalur lintas antar kota. Truk dengan sound horeg sering berhenti di lokasi strategis, memutar musik dengan volume keras, bahkan mengundang penonton untuk ikut berjoget di pinggir jalan.

Meski dianggap hiburan oleh sebagian orang, popularitas ini memunculkan masalah baru, terutama soal gangguan ketertiban umum dan keselamatan berkendara.

Risiko Bahaya Listrik dan Keselamatan Truk Sound Horeg

Menurut laporan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), penggunaan perangkat sound system berdaya tinggi di truk tidak hanya sekadar mengganggu kenyamanan pengguna jalan lain, tetapi juga berbahaya bagi kendaraan itu sendiri.

“Instalasi listrik tambahan yang tidak sesuai standar bisa menimbulkan korsleting dan meningkatkan risiko kebakaran. Hal ini membahayakan pengemudi maupun pengguna jalan lain,” ujar Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam keterangannya pada 2025.

Pemasangan sound system yang tidak sesuai standar juga seringkali mengorbankan fungsi asli kendaraan. Ada truk yang harus mengurangi kapasitas muatan karena area bak sudah dipenuhi perangkat sound system. Dampaknya, selain berbahaya, kendaraan juga tidak lagi optimal secara fungsional.

Overloading Truk Horeg dan Risiko ODOL

Fenomena overloading truk Horeg juga tak bisa dilepaskan dari pembahasan ini. Banyak truk dengan sound horeg ternyata masuk kategori ODOL (Over Dimension Over Loading). Artinya, selain berisik dan berbahaya, kendaraan ini juga berpotensi melanggar aturan lalu lintas karena membawa muatan berlebih atau dimodifikasi tidak sesuai standar.

Menurut Instran (Institut Studi Transportasi), kendaraan ODOL hanya bisa ditindak jika melintas di jalan nasional atau provinsi. Namun, karena sebagian besar sound horeg beroperasi di jalur lokal atau lingkungan, maka sulit untuk menertibkannya secara hukum.

Masalah ini menunjukkan adanya celah regulasi yang membuat fenomena sound horeg semakin sulit diberantas. Aparat hanya bisa bertindak jika ada pelanggaran yang jelas di jalan tertentu, sementara di jalur desa atau kota kecil, fenomena ini sering dibiarkan begitu saja.

Perspektif Pemerintah Terkait Sound Horeg

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ikut menanggapi fenomena sound horeg yang semakin ramai dibicarakan. Menurut Kemenhub, kendaraan truk seharusnya digunakan sesuai fungsinya sebagai alat transportasi barang, bukan untuk hiburan jalanan.

Selain itu, Kemenhub menegaskan bahwa modifikasi kendaraan yang tidak sesuai standar keselamatan berpotensi melanggar Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aparat kepolisian diminta untuk lebih aktif melakukan pengawasan dan penindakan jika ada pelanggaran yang meresahkan masyarakat.

Dampak Sosial dari Fenomena Sound Horeg

Di beberapa daerah, sound horeg dianggap sebagai hiburan rakyat yang murah meriah. Warga bisa menikmati musik keras dan lampu warna-warni tanpa harus pergi ke konser. Bahkan, ada yang menganggapnya sebagai identitas budaya baru di kalangan sopir truk.

Namun, dampak sosial yang ditimbulkan juga tidak sedikit. Suara musik keras bisa mengganggu warga sekitar, terutama pada malam hari. Bagi anak-anak dan lansia, kebisingan ini bisa menimbulkan stres hingga gangguan tidur. Bahkan, para ahli kesehatan memperingatkan risiko gangguan pendengaran akibat paparan musik keras dalam jangka panjang.

Perspektif Hukum: Antara Hiburan dan Pelanggaran

Secara hukum, sound horeg berada di area abu-abu. Di satu sisi, tidak ada aturan spesifik yang secara eksplisit melarang keberadaan sound system besar di truk. Namun, dari sisi regulasi lalu lintas, modifikasi kendaraan yang membahayakan tetap bisa ditindak.

Kepolisian bersama dinas perhubungan sebenarnya memiliki kewenangan untuk menertibkan sound horeg. Namun, keterbatasan sumber daya dan prioritas penindakan membuat fenomena ini kerap dibiarkan.

Upaya Penertiban: Tantangan di Lapangan

Beberapa operasi penertiban sudah dilakukan di sejumlah daerah, namun hasilnya belum maksimal. Truk-truk dengan sound horeg seringkali kembali beroperasi setelah beberapa hari ditertibkan.

Menurut pengamat transportasi, hal ini terjadi karena ada permintaan sosial. Selama masih banyak warga yang menantikan hiburan dari sound horeg, sopir truk akan terus melakukannya. Tanpa perubahan pola pikir masyarakat, fenomena ini akan sulit diberantas sepenuhnya.

Solusi yang Bisa Didorong Pemerintah dan Masyarakat

Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan kombinasi pendekatan hukum, edukasi, dan budaya. Pemerintah bisa memperketat regulasi soal modifikasi kendaraan, sementara masyarakat perlu diedukasi mengenai bahaya sound horeg bagi keselamatan dan kesehatan.

Selain itu, alternatif hiburan yang lebih aman juga perlu disediakan. Dengan begitu, sopir truk maupun masyarakat tetap bisa menikmati hiburan tanpa harus mengorbankan keselamatan di jalan raya.

Share

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel