![]() |
paten teknologi Horeg |
Fenomena sound Horeg semakin dikenal luas dalam beberapa tahun terakhir. Masyarakat mulai sering mendengar istilah ini di pesta rakyat, konser jalanan, hingga acara komunitas lokal. Ciri khasnya terletak pada dentuman bass yang kuat dan terasa langsung ke dada pendengar. Tidak heran jika sound Horeg disebut-sebut sebagai salah satu ikon hiburan rakyat kontemporer di Indonesia.
Saya sendiri pertama kali menyaksikan fenomena ini di sebuah acara syukuran desa di Jawa Tengah. Saat itu, dentuman bass dari sound Horeg membuat suasana meriah dan penuh energi. Orang-orang yang hadir langsung larut dalam suasana, bergoyang mengikuti irama. Pengalaman tersebut membuat saya memahami bahwa sound Horeg bukan sekadar sistem audio, melainkan sebuah budaya hiburan rakyat yang hidup di tengah masyarakat.
Asal-Usul Nama dan Identitas Budaya
Istilah “Horeg” diyakini muncul sebagai representasi dari bunyi bass yang berat, menyerupai suara “horeg-horeg” ketika dentuman berbunyi. Nama unik ini justru menjadi identitas khas yang mudah dikenali masyarakat. Seperti halnya dangdut koplo yang memiliki ciri khas tertentu, sound Horeg pun lahir dari kreativitas lokal.
Banyak komunitas musik jalanan memandang sound Horeg sebagai bentuk ekspresi budaya. Bukan sekadar teknologi, tetapi juga simbol dari kultur ramai Horeg yang menghidupkan suasana pesta dan perayaan rakyat.
Teknologi di Balik Sound Horeg
Meski terkesan sederhana, sound Horeg tidak bisa dianggap remeh dari sisi teknis. Sistem ini biasanya menggunakan rangkaian perangkat audio dengan pengaturan frekuensi khusus agar dentuman bass lebih dominan.
Menurut Andi Pratama, seorang teknisi sound system di Yogyakarta, ada trik khusus dalam penyetelan equalizer:
“Sound Horeg bukan soal besar kecilnya volume, tapi bagaimana menonjolkan frekuensi rendah sehingga bass terasa menghentak. Jika tidak paham tekniknya, hasilnya bisa sekadar bising, bukan jedag yang nikmat.”
Dari keterangan ini terlihat bahwa sound Horeg adalah paduan kreativitas dan teknik audio, yang membutuhkan pengalaman khusus untuk menghasilkan dentuman sempurna.
Dampak Sosial dan Budaya dari Sound Horeg
Fenomena sound Horeg tidak lepas dari kehidupan sosial masyarakat. Dalam berbagai pesta rakyat, perayaan, hingga karnaval, sound Horeg kerap hadir sebagai pesta Horeg jalanan yang mempersatukan warga.
Dari sisi budaya, sound Horeg mencerminkan dinamika masyarakat Indonesia yang gemar hiburan massal, terbuka pada tren baru, namun tetap menjaga nuansa lokal. Tidak sedikit orang yang menjadikan sound Horeg sebagai identitas komunitas mereka. Bahkan, ada kontes sound Horeg antar-daerah untuk menunjukkan kreativitas dan keunggulan sistem audio masing-masing.
Potensi Ekonomi dan Kreativitas Lokal
Fenomena ini tidak hanya sebatas hiburan, tetapi juga membuka peluang ekonomi. Banyak vendor sound system lokal kini menawarkan paket sound Horeg untuk pesta atau acara komunitas. Biaya sewanya bisa mencapai jutaan rupiah per acara.
Lebih dari itu, ada peluang bagi kreator untuk mengembangkan inovasi teknologi di balik sistem audio ini. Bahkan beberapa pihak menilai sound Horeg memiliki potensi untuk paten teknologi Horeg yang bisa memberikan nilai tambah di bidang kekayaan intelektual (detikabar.com). Jika dilindungi dengan paten, inovasi ini bisa menjadi salah satu aset ekonomi kreatif dari Indonesia.
Perspektif Hukum dan Kekayaan Intelektual
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DGIP) sempat menyinggung fenomena ini dalam konteks desain industri Horeg. Artinya, bukan tidak mungkin suatu hari nanti sound Horeg masuk ke ranah perlindungan hukum, baik sebagai karya teknologi maupun desain inovatif.
Hal ini menunjukkan bahwa fenomena budaya bisa berkembang menjadi potensi ekonomi jika dilihat dari sisi regulasi. Inilah alasan mengapa kreator, komunitas, hingga pelaku industri perlu memahami aspek hukum di balik sound Horeg.
Pro dan Kontra di Masyarakat
Seperti halnya tren baru, sound Horeg tidak lepas dari perdebatan. Sebagian masyarakat menikmati dentuman kerasnya sebagai bagian dari hiburan rakyat. Namun, ada juga yang menilai sound Horeg terlalu bising, mengganggu ketertiban, dan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan jika digunakan berlebihan.
Dari sini muncul diskusi menarik: apakah sound Horeg sebaiknya diatur lebih ketat, atau dibiarkan berkembang sebagai ekspresi budaya bebas? Inilah bagian unik yang belum banyak disentuh oleh media arus utama.
Tren Sound Horeg ke Depan
Melihat popularitasnya, sound Horeg berpotensi menjadi fenomena nasional. Bisa jadi suatu saat ada festival khusus sound Horeg, bahkan mungkin menjadi ikon hiburan rakyat modern. Kreator lokal yang mampu memadukan teknologi audio dengan inovasi digital berpeluang besar mengangkat fenomena ini ke level lebih tinggi.
Dengan adanya minat dari kalangan akademisi, media, hingga pemerintah, fenomena ini jelas bukan sekadar tren musiman. Sound Horeg bisa berkembang menjadi identitas budaya baru, sekaligus aset ekonomi kreatif yang menjanjikan.
Profil Penulis
Muhammad Yusuf adalah penulis sekaligus pengamat tren musik jalanan dan budaya populer Indonesia. Ia telah menulis lebih dari 100 artikel tentang musik, hiburan rakyat, dan fenomena budaya digital. Dengan pengalaman langsung menghadiri pesta Horeg jalanan, ia memahami fenomena ini tidak hanya dari sisi teknis, tetapi juga dampak sosial dan budayanya.