Kontroversi Battle Sound Horeg di Pasuruan: Antara Hiburan, Izin, dan Dampak Sosial

izin battle Horeg
izin battle Horeg

Detikabar.com - Fenomena battle sound horeg di Pasuruan tengah menjadi sorotan publik. Acara yang menampilkan adu kekuatan sound system ini memang populer di kalangan komunitas musik jalanan. Namun, di sisi lain, muncul berbagai persoalan mulai dari perizinan, gangguan sosial, hingga dampak lingkungan. Perdebatan pun semakin ramai ketika kegiatan ini berlangsung di ruang terbuka tanpa aturan yang jelas.

Banyak pihak menilai bahwa acara ini tidak sekadar hiburan, melainkan juga menimbulkan keresahan warga. Apalagi ketika dentuman keras berlangsung berjam-jam di pesisir laut. Situasi ini memperlihatkan adanya jarak antara tren hiburan anak muda dengan kepentingan masyarakat sekitar.

Artikel ini akan membahas kontroversi battle sound horeg dari berbagai sudut: pengalaman warga, sikap pemerintah, desakan ormas dan MUI, hingga wacana regulasi.

Viral Battle Sound Horeg dan Reaksi Masyarakat

Battle sound horeg pertama kali viral ketika sejumlah video diunggah ke media sosial, memperlihatkan deretan speaker raksasa yang saling adu kekuatan. Suara dentuman bass yang ekstrem terdengar hingga radius jauh. Tidak sedikit warganet yang merasa takjub, tetapi warga di sekitar lokasi justru mengaku terganggu.

Sejumlah warga pesisir Pasuruan mengeluhkan suara tersebut karena menggangu waktu istirahat, bahkan mengakibatkan kaca rumah bergetar. “Kami jadi susah tidur, suara bass-nya seperti gempa kecil,” ungkap Siti Aminah, salah satu warga setempat.

Kondisi ini menunjukkan adanya perbedaan tajam antara apresiasi komunitas penggemar sound system dengan keresahan masyarakat umum.

Sikap Aparat terhadap Battle Sound Horeg

Kepolisian setempat memberikan pernyataan tegas terkait acara battle sound horeg di Pasuruan. Menurut mereka, kegiatan ini digelar tanpa izin resmi sehingga dianggap melanggar aturan. Aparat juga menegaskan bahwa keamanan dan ketertiban masyarakat harus menjadi prioritas.

Polisi menekankan bahwa setiap kegiatan yang berpotensi menimbulkan keramaian wajib melalui proses perizinan resmi. Namun, penyelenggara battle sound horeg kerap kali mengabaikan hal ini demi mengejar popularitas dan euforia semata.

Izin Battle Horeg dan Polemiknya

Salah satu isu utama yang memicu perdebatan adalah soal izin battle Horeg. Banyak warga menilai, jika acara ini dikelola dengan baik dan berizin resmi, dampaknya bisa diminimalisir. Namun faktanya, sebagian besar battle sound horeg diadakan tanpa payung hukum yang jelas.

Ketiadaan izin tidak hanya menimbulkan masalah hukum, tetapi juga menimbulkan ketidakpastian bagi masyarakat sekitar. Pemerintah daerah sebenarnya memiliki mekanisme perizinan acara, tetapi penyelenggara sering kali memilih jalur informal.

Desakan Regulasi dari MUI Jatim

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur turut angkat bicara. Mereka mendesak pemerintah segera membuat regulasi tegas untuk battle sound horeg. Menurut MUI, dentuman musik yang berlebihan dapat menimbulkan mudarat lebih besar ketimbang manfaat.

MUI menilai, tanpa regulasi, kegiatan ini bisa menimbulkan potensi konflik sosial dan menyalahi norma. Desakan MUI ini sekaligus menegaskan pentingnya keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan tanggung jawab sosial.

Perspektif Aktivis Lingkungan

Selain masyarakat dan tokoh agama, aktivis lingkungan juga memberi perhatian pada fenomena battle sound horeg. Menurut Ahmad Rifai, pegiat komunitas Save Laut Pasuruan, dentuman bass berkekuatan tinggi berpotensi mengganggu biota laut di pesisir.

“Getaran dari sound system bisa memengaruhi pola hidup ikan dan biota lain, terutama saat kegiatan dilakukan di dekat pantai,” jelasnya. Pandangan ini menunjukkan bahwa persoalan battle sound horeg tidak hanya berdampak sosial, tetapi juga ekologis.

Hiburan Anak Muda vs Keresahan Sosial

Bagi komunitas penggemar, battle sound horeg adalah bentuk hiburan kreatif. Mereka menganggap acara ini sebagai ajang unjuk gigi, sekaligus sarana ekspresi musik jalanan. Namun, perspektif ini berbanding terbalik dengan keresahan warga sekitar yang merasa ruang hidup mereka terganggu.

Perbedaan pandangan ini menimbulkan gesekan sosial yang makin kompleks. Jika dibiarkan tanpa aturan, bisa saja terjadi konflik antara komunitas penyelenggara dengan masyarakat yang menolak.

Potensi Ekonomi yang Terabaikan

Fenomena battle sound horeg sebenarnya memiliki potensi ekonomi. Banyak penyedia sound system, teknisi, dan pelaku UMKM lokal yang bisa terlibat. Sayangnya, karena acara ini berjalan tanpa izin, potensi tersebut tidak termanfaatkan secara maksimal.

Dengan adanya regulasi dan perizinan resmi, battle sound horeg bisa menjadi hiburan sekaligus peluang usaha. Hal ini tentu akan lebih menguntungkan daripada kegiatan ilegal yang menimbulkan masalah hukum.

Upaya Mediasi dan Solusi yang Ditawarkan

Beberapa tokoh masyarakat mengusulkan adanya forum mediasi antara penyelenggara battle sound horeg, pemerintah, dan warga. Tujuannya agar ada titik temu yang adil. Salah satu usulan adalah membatasi waktu kegiatan hanya di siang hari, serta menyiapkan lokasi yang jauh dari pemukiman warga.

Selain itu, pemerintah daerah diminta menyusun aturan teknis mengenai standar kebisingan, izin keramaian, dan dampak lingkungan. Dengan begitu, battle sound horeg bisa berjalan tertib tanpa merugikan pihak lain.

Masa Depan Battle Sound Horeg

Kontroversi battle sound horeg masih jauh dari kata selesai. Selama belum ada regulasi yang jelas, potensi konflik antara komunitas, warga, dan aparat akan terus berulang. Jalan keluar yang ideal adalah menjadikan acara ini sebagai bagian dari kebudayaan modern dengan regulasi ketat, sehingga hiburan dan ketertiban dapat berjalan beriringan.

Share

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel